
Mengungkap mitos memelihara ikan cupang yang menyesatkan adalah langkah penting bagi siapa pun yang baru ingin terjun ke hobi ini. Popularitas ikan cupang yang makin melejit belakangan ini tidak hanya membawa minat yang tinggi, tetapi juga menyebarkan banyak informasi yang belum tentu benar. Di antara pecinta ikan pemula maupun yang sudah lama menggeluti dunia aquascape, sering kali mitos-mitos itu beredar begitu saja dan diterima tanpa dikaji ulang. Padahal, beberapa mitos justru bisa merugikan diri mereka sendiri.
Salah satu mitos memelihara ikan cupang yang paling umum adalah bahwa ikan ini bisa hidup dalam toples kecil tanpa filter atau perawatan. Banyak yang berpikiran karena ikan cupang berasal sawah dan saluran air berlumpur, mereka bisa hidup di lingkungan apa pun, termasuk air yang jarang diganti. Padahal, meskipun ikan cupang memang tangguh, itu bukan berarti mereka tidak membutuhkan lingkungan yang bersih. Air yang kotor bisa menyebabkan stress dan penyakit, bahkan mempersingkat umur ikan cupang. Jadi, jika Anda baru saja mencari "toko ikan cupang terdekat" dan membawa pulang ikan baru, jangan langsung percaya bahwa Anda bisa menaruhnya di wadah kecil dan membiarkannya begitu saja.
Mitos lain yang tidak kalah populer adalah soal daun ketapang untuk ikan cupang. Banyak yang percaya bahwa cukup meletakkan daun ketapang di dalam air, dan ikan cupang akan otomatis sehat dan aktif. Sebenarnya, daun ketapang memang memiliki manfaat-kandungan tanin di dalamnya bisa membantu menurunkan pH air dan bersifat antijamur. Tapi bukan berarti ini solusi ajaib untuk semua masalah ikan. Daun ketapang harus digunakan dengan bijak dan dalam jumlah yang tepat. Terlalu banyak tanin bisa membuat air jadi terlalu asam, yang malah membuat ikan stress. Penggunaan daun ketapang harus didampingi dengan pemahaman tentang kualitas air secara keseluruhan, termasuk siklus nitrogen dan kadar amonia.
Tidak sedikit juga yang masih percaya bahwa hanya ikan jantan yang menarik untuk dipelihara karena warnanya lebih mencolok dan siripnya lebih panjang. Padahal, ikan cupang betina juga punya karakteristik unik dan bisa menjadi pilihan yang menarik. Beberapa varietas betina sekarang bahkan dikembangkan agar punya warna yang lebih cerah. Mereka juga lebih tenang dan bisa dipelihara berkelompok (sorority tank) dengan pengaturan yang tepat. Menganggap ikan cupang betina tidak menarik adalah mitos lama yang perlu ditinggalkan.
Kemudian ada juga anggapan bahwa semua ikan cupang bisa dicampur dalam satu akuarium tanpa masalah asal diberi cukup makanan. Ini jelas berbahaya. Ikan cupang jantan sangat teritorial dan bisa bertarung sampai mati jika ditempatkan dalam satu wadah yang sama. Bahkan beberapa betina pun bisa bersifat agresif tergantung kepribadian dan kondisi akuariumnya. Menyatukan mereka tanpa perencanaan bukan hanya risiko bagi kesehatan ikan, tapi juga bentuk kelalaian dalam memelihara makhluk hidup.
Jenis ikan cupang pun jadi sasaran mitos. Misalnya, banyak yang berpikir ikan cupang koi adalah hasil kawin silang antara ikan cupang dan ikan koi. Ini tentu tidak masuk akal. Ikan cupang koi adalah sebutan untuk cupang yang memiliki pola warna menyerupai ikan koi, bukan hasil hibrida antar spesies. Pada warna tersebut muncul karena seleksi genetik dan pembiakan yang terkontrol. Jadi jika Anda tertarik dengan ikan cupang koi, pastikan Anda membelinya dari peternak atau toko ikan cupang terdekat yang memang paham silsilah dan kualitas indukannya.
Dalam dunia ikan cupang, hal-hal yang viral atau dianggap langka sering kali menjadi bahan spekulasi. Salah satu yang kerap dibicarakan adalah soal ikan cupang termahal di dunia. Foto-foto ikan cupang dengan warna unik seperti bendera negara atau corak simetris kerap beredar disertai klaim harga fantastis. Beberapa bahkan disebut-sebut terjual hingga puluhan juta rupiah. Memang ada beberapa kasus nyata ikan cupang termahal di dunia yang laku dengan harga tinggi karena warnanya sangat langka dan simetris, tetapi tidak semua ikan unik pantas dibanderol dengan harga selangit. Banyak orang tertipu membeli ikan mahal karena percaya bahwa pola warna tertentu otomatis berarti langka. Padahal yang terpenting adalah kesehatan, genetik, dan kualitas warna itu sendiri.
Meluruskan mitos memelihara ikan cupang tidak hanya membantu para pemula agar tidak salah langkah, tetapi juga mendorong budaya memelihara ikan yang lebih bertanggung jawab. Banyak yang memulai hobi ini karena tampilan ikan cupang yang menawan dan relatif mudah dirawat. Tapi jika tidak dibekali pengetahuan yang benar, yang niatnya ingin memelihara justru bisa berubah jadi membahayakan.
Memelihara ikan cupang bukan sekedar trend, tetapi juga tanggung jawab. Jangan langsung percaya pada informasi yang tersebar di media sosial tanpa mencari tahu kebenarannya. Entah itu soal daun ketapang untuk ikan cupang, soal jenis ikan seperti ikan cupang koi, hingga klaim bombastis seperti ikan cupang termahal di dunia, semua harus disaring dengan logika dan informasi yang akurat. Kalau Anda masih bingung, lebih baik tanya langsung ke penghobi berpengalaman atau kunjungi toko ikan cupang terdekat yang punya reputasi baik. Karena dalam dunia ikan cupang, mitos bisa terlihat menarik, tapi kebenaranlah yang akan membuat ikan Anda hidup dan tumbuh dengan baik.