Oyot: Saatnya Meluruskan Mitos Tidak Boleh Potong Rambut Saat Hamil

Mitos Tidak Boleh Potong Rambut Saat Hamil
Written by Kak Oyot in Mitos.

Masyarakat kita masih akrab dengan berbagai pantangan yang diwariskan secara turun-temurun, termasuk mitos tidak boleh potong rambut saat hamil. Mitos ini dipercaya oleh sebagian orang sebagai larangan keras, seolah tindakan sederhana seperti merapikan rambut bisa membawa dampak buruk pada janin. Padahal, kalau ditelaah secara logis dan ilmiah, mitos tidak boleh potong rambut saat hamil tidak punya dasar medis yang kuat.

Banyak ibu hamil merasa takut untuk pergi ke salon hanya karena mendengar mitos tidak boleh potong rambut saat hamil dari keluarga atau lingkungan sekitar. Ketakutan itu biasanya berakar dari keyakinan bahwa memotong rambut saat hamil bisa mempersingkat umur bayi atau mengundang malapetaka selama kehamilan. Sekilas, ini terdengar dramatis, dan memang itulah ciri khas mitos tidak boleh potong rambut saat hamil: penuh dengan kekhawatiran yang tidak bisa dijelaskan secara rasional.

Jika ditanya mengapa mitos tidak boleh potong rambut saat hamil bisa bertahan begitu lama, jawabannya ada pada pola pikir yang masih mengaitkan kehamilan dengan hal mistis. Dalam konteks budaya tertentu, perubahan fisik selama hamil dianggap sakral dan harus dijaga utuh, termasuk panjang rambut. Mitos tidak boleh potong rambut saat hamil tumbuh dari narasi semacam ini, meskipun tidak semua orang menyadari asal-usul sebenarnya.

Padahal, secara medis, tidak ada satu pun studi atau rekomendasi dari dokter kandungan yang menyatakan bahwa mitos tidak boleh potong rambut saat hamil memiliki dasar ilmiah. Potong rambut hanyalah aktivitas kosmetik yang tidak berpengaruh terhadap perkembangan janin. Bahkan, banyak ahli menyarankan ibu hamil untuk tetap menjaga perawatan diri, termasuk merawat rambut. Mitos tidak boleh potong rambut saat hamil lebih banyak berasal dari kepercayaan lama ketimbang bukti nyata.

Ironisnya, mitos tidak boleh potong rambut saat hamil justru bisa memberikan tekanan mental bagi ibu yang sedang mengandung. Beberapa wanita merasa tidak nyaman dengan rambut panjang yang makin sulit diatur selama kehamilan, tapi tetap menahan diri karena takut melanggar mitos. Padahal kenyamanan dan kesehatan mental ibu jauh lebih penting daripada mengikuti mitos tidak boleh potong rambut saat hamil yang tidak berdasar.

Kita juga perlu mengakui bahwa banyak mitos, termasuk mitos tidak boleh potong rambut saat hamil, bertahan karena sifatnya yang menakut-nakuti. Rasa takut sering dijadikan alat untuk mengendalikan perilaku, apalagi dalam konteks kehamilan yang dianggap rentan. Tapi saat kita hidup di era informasi, sudah saatnya mitos tidak boleh potong rambut saat hamil dikaji ulang dengan akal sehat dan ilmu pengetahuan.

Mungkin ada yang bilang, “Nggak ada salahnya percaya mitos tidak boleh potong rambut saat hamil demi jaga-jaga.” Tapi prinsip kehati-hatian tidak sama dengan menerima ketakutan tanpa alasan. Justru yang perlu dijaga adalah informasi yang akurat, supaya calon ibu bisa membuat keputusan berdasarkan pengetahuan, bukan karena tekanan sosial. Mitos tidak boleh potong rambut saat hamil tidak boleh dibiarkan jadi sumber stres yang tak perlu.

Menariknya, di berbagai negara, mitos tidak boleh potong rambut saat hamil nyaris tidak dikenal. Di banyak budaya, ibu hamil bebas memotong rambut, mewarnai, bahkan melakukan perawatan rambut lain tanpa khawatir melanggar mitos. Hal ini menunjukkan bahwa mitos tidak boleh potong rambut saat hamil lebih merupakan konstruksi budaya lokal daripada aturan universal.

Tentu tidak ada salahnya menghormati tradisi keluarga atau lingkungan, tapi penting juga untuk tahu kapan harus berkata cukup. Bila mitos tidak boleh potong rambut saat hamil membuat seseorang merasa tertekan atau tidak nyaman, maka pilihan terbaik adalah menimbang ulang dengan logika. Kehamilan adalah fase yang seharusnya membawa kebahagiaan, bukan diliputi rasa takut karena mitos tidak boleh potong rambut saat hamil.

Sebagian orang mungkin tetap memilih mengikuti mitos tidak boleh potong rambut saat hamil sebagai bentuk penghormatan terhadap orang tua atau adat. Itu hak mereka. Tapi bagi yang memilih untuk tidak percaya, juga berhak menjalani kehamilan tanpa beban keyakinan lama. Yang penting adalah saling menghormati dan tidak memaksakan mitos tidak boleh potong rambut saat hamil sebagai satu-satunya kebenaran.

Akhirnya, kita harus sepakat bahwa tubuh dan rambut seorang ibu adalah miliknya sendiri. Ia berhak merasa nyaman, berhak tampil rapi, dan berhak menolak mitos tidak boleh potong rambut saat hamil jika merasa itu tidak masuk akal. Perempuan hamil bukan hanya calon ibu, tapi juga individu yang punya hak atas keputusan pribadi, termasuk soal gaya rambut.

Jadi, saatnya meluruskan mitos tidak boleh potong rambut saat hamil. Bukan hanya untuk membela logika dan sains, tapi juga untuk membebaskan perempuan dari ketakutan yang tak perlu. Rambut bisa tumbuh lagi, tapi rasa percaya diri dan kenyamanan selama hamil tak bisa ditukar. Jangan biarkan mitos tidak boleh potong rambut saat hamil membatasi ruang gerak dan kebahagiaan ibu hamil hari ini.




© 2025 OyotPrivacyDisclaimerContactLogin